iklan

Senin, 25 Februari 2013

Manfaat Gula Batu


Ketika
kita
memakan
makanan
yang
mengandung
karbohidrat,
maka
karbohidrat
akan diubah dahulu menjadi
gula darah dan selanjutnya
pankreas perlu menghasilkan
insulin untuk mengubah gula
darah menjadi energi, disini
kita akan menggunakan
Indeks Lelah Pankreas atau
tubuh untuk mengukur
dampaknya. Sebagai
referensi, pankreas dan tubuh
akan merasa lelah bila Indeks
Lelah bernilai +3 atau lebih
besar.
Manfaat Gula Batu
Bagi pankreas dan tubuh, gula
batu mempunyai efek yang
berbeda dengan gula pasir,
Untuk mengkonversi gula batu
menjadi gula darah,
membutuhkan waktu yang
sama yaitu sekitar 3 menit.
Untuk mengubah gula darah
menjadi energi, juga
dibutuhkan waktu sekitar 3
menit.
Indeks Lelah pankreas juga
jauh lebih rendah, yaitu
+0,0005 Ini berarti lebih
rendah 10.000 x dari gula
pasir, Pankreas hampir tidak
merasa lelah mengkonversi
gula batu menjadi energi. Ini
berarti gula batu masih
merupakan karbohidrat
kompleks yang sehat. Dengan
demikian, gula batu
merupakan makanan yang
jauh lebih sehat dari gula
pasir. Pankreas yang normal
mampu mengkonversi 6
sendok makan gula batu
menjadi energi setiap hari
atau kira-kira 60 gram.
Indeks Manfaat Gula Batu
Dengan menggunakan metoda
Energi maka diperoleh Indeks
Manfaat terhadap pankreas
dari ketiga jenis gula yaitu
Gula Pasir, Gula Batu, Gula
Merah. Gula pasir
menghasilkan nilai negatif,
baik bagi tubuh maupun bagi
pankreas, yang berarti
merugikan bagi kesehatan.
Gula batu dan gula merah
memberikan hasil positif bagi
tubuh dan pankreas, yang
berarti bermanfaat bagi
kesehatan.
Gula pasir: Indeks Manfaat
terhadap tubuh = -15,
terhadap pankreas = -5.
Gula batu: Indeks Manfaat
terhadap tubuh = +5,
terhadap pankreas = +3.
Gula merah: Indeks Manfaat
terhadap tubuh = +5,
terhadap pankreas = +3.
Agar pankreas tidak
kelelahan dan tetap sehat,
sebaiknya kita lebih banyak
mengkonsumsi gula merah
dan gula batu yang masih
merupakan karbohidrat
kompleks yang sehat. Dengan
mengkonsumsi banyak gula
pasir yang merupakan
karbohidrat sederhana yang
tidak sehat, pankreas akan
cepat lelah dan akibatnya
akan sakit dan selanjutnya
rusak. Selain itu juga akan
menyebabkan kegemukan dan
diabetes. Selain itu, sebaiknya
jangan mengkonsumsi gula
secara berlebihan, sekalipun
gula merah maupun gula
batu, karena pankreas juga
mempunyai batas kemampuan
untuk mengkonversi gula
menjadi energi.
Sumber: http://manfaat.org/manfaat-gula-batu

»»  Baca Selengkapnya.....

Sabtu, 23 Februari 2013

Yang Menarik Di Tulungagung

Selain semua obyek wisata
yang ada, Tulungagung masih
menyimpan beberapa
keindahan yang patut untuk
dieksplor, seperti:
1. Lelangen Beksa / Tayub
Lelangen Beksa / Tayub
Tulungagung merupakan
suatu adat istiadat yang bisa
turut memperkenalkan
Tulungagung ke mata dunia.
Lelangan Beksa merupakan
nilai-nilai yang diajarkan
dalam Masyarakat Jawa, atau
petuah yang selalu
disampaikan saat ada hajatan
atau acara-acara resmi.
2. Ritual Tari Tiban
Tiban adalah tari sakral untuk
menurunkan hujan. Dalam
masyarakat Tulungagung,
tetesan darah disimbolkan
sebagai perjuangan gigih
dalam mencari air, terutama
hujan yang mutlak diperlukan
oleh semua petani. Ritual
Tiban biasanya dilakukan pada
musim kemarau.
3. Jaranan Sentherewe
Seni jaranan yang satu ini
adalah penggabungan seni
jaranan Jawa dengan gerak
yang agresif, penuh energi
dan dinamis.
4. Reog Tulungagung
Reog Tulungagung pernah
berkembang dan meraih
perhatian publik. Bahkan,
semua orang di Tulungagung
mengetahui tentang Reog
Tulungagung sebagai seni
tradisional. Jumlah penari
reog ini ada 6 secara paralel
dengan instrumentalis wajib
pengiring reog, yaitu
"dhodhog", dan semua penari
tadi menggunakan "udheng
gilig", yaitu kostum khusus
sebagai pengikat kepala.
5. Ketoprak
Drama tradisional yang
tumbuh dan berkembang
pesat di Tulungagung adalah
"Ketoprak". Ketoprak, yang
masih tenar sampai saat ini
adalah ketoprak Siswo
Budoyo.
6. Wayang Kulit
Seperti daerah lain di Pulau
Jawa, Wayang Kulit masih
menjadi kinerja menarik bagi
masyarakat Tulungagung.
Beberapa dalang-dalang
populer lahir dari
Tulungagung.
7. Wayang Jemblung
Di daerah Tulungagung, masih
ada banyak pementasan
wayang Jemblung (crita
Menak). Selain sebagai
hiburan, Jemblung memuat
kisah Walisanga dalam
penyebaran agama Islam di
Pulau Jawa. Wayang Jemblung
sebagai instrumennya terdiri
dari 8 Rebana dan satu
kendang. Wayang yang
digunakan terbuat dari kulit
dengan motif campuran
Wayang Purwa dan Wayang
Krucil.
8. Kentrung
Kesenian ini merupakan seni
bercerita di Tulungagung.
Kentrung Tulungagung
dimainkan oleh dua orang,
terdiri dari dalang yang
merangkap sebagai pemain
kendang dan satu 'pengrawit'
sebagai pendukung dalang
dan memainkan Ketipung dan
Terbang. Kentrung yang masih
berkembang di Tulungagung
adalah kentrung Jaimah yang
terletak di dusun Patik, desa
Batangsaren, Kauman.
9. Campursari
Campursari juga berkembang
pesat di Tulungagung dan
menambahkan warna baru
dalam musik kontemporer.
OBYEK WISATA
Air Terjun Lawean
Waduk Wonorejo
Pantai Popoh
Pantai Sine
Pantai Klatak
Wajak - Boyolangu
Candi Mirigambar
Industri Marmer
Tourism Attractions
Atraksi Budaya

Sumber: http://www.eastjava.com/tourism/tulungagung/ina/attractions.html

»»  Baca Selengkapnya.....

Jumat, 22 Februari 2013

Manfaat buah pisang Ambon


Siapa yang tak mengenal
pisang ambon? Rasanya
manisnya yang pas
membuat banyak orang
menyukai pisang yang satu
ini. Di dalam situs
Wikipedia disebutkan
bahwa pisang ambon
merupakan salah satu
produk andalan di Negeri
Belanda yang diketahui
berasal dari Indonesia.
Saat ini pisang ambon
sendiri telah
dibudidayakan dengan
cara modern sehingga
diperoleh beberapa varian
pisang ambon dengan
karakteristik fisik dan rasa
yang lebih sempurna.
Meski terdiri dari berbagai
varian, secara umum
manfaat buah pisang
ambon kurang lebih sama.
Pisang ambon sering
digunakan sebagai
pencuci mulut selepas
bersantap. Adapun varian
pisang ambon yang
populer di masyarakat
antara lain pisang ambon
kuning, pisang ambon
lumut, dan pisang ambon
putih. Pisang ambon
kuning memiliki ukuran
buah yang cenderung lebih
besar dibandingkan pisang
lainnya. Warna kulitnya
kuning muda sedangkan
warna daging buahnya
yang telah matang agak
putih kemerahan. Lain lagi
dengan pisang ambon
lumut, warna kulitnya
hijau muda meski telah
ranum. Sementara itu
warna daging buahnya
lebih putih ketimbang
pisang ambon kuning.
rasanya legit dan wangi di
hidung. Jenis yang terakhir
adalah pisang ambon
putih. Rasanya agak asam
dengan aroma yang khas.
Kulit buahnya berwarna
kuning dengan daging
buah putih.
Manfaat Si Manis Pisang
Ambon
Pisang ambon dikenal luas
oleh masyarakat dan
termasuk pisang yang
paling banyak dikonsumsi.
Tapi tahukah Anda bahwa
jenis buah yang satu ini
memang sangat baik
untuk dikonsumsi? Secara
klinis, manfaat buah
pisang ambon memang
beragam. Mulai dari
sumber energi alami
sampai penghalau
berbagai penyakit seperti
jantung dan juga
hipertensi. Berikut ini
beberapa khasiat buah
pisang yang satu ini :
Baik Untuk
Ibu Hamil Dan
Penderita
Anemia
Para ahli gizi
menyarankan ibu
hamil untuk sering
mengkonsumsi pisang
ambon. Sebab salah
satu manfaat buah
pisang ambon adalah
asam folat alami yang
mudah diserap janin
melalui rahim. Tetapi
konsumsinya juga
harus tepat dan tidak
berlebihan sebab
bagaimanapun,
kandungan kalori
pisang ambon cukup
tinggi yakni sekitar 85
sampai 100 kalori per
buah. Selain
dianjurkan bagi ibu
hamil, pisang ambon
juga baik untuk
mereka yang
menderita anemia
sebab pisang ambon
mengandung Fe atau
zat besi dengan jumlah
yang tinggi.
Baik Bagi
Penderita
Usus Dan
Lever
Bagi mereka yang
memiliki penyakit usus
dan perut, pisang
ambon juga memiliki
efek penyembuh yang
baik. Resepnya cukup
sederhana, Anda
hanya mencampurkan
susu cair dengan
pisang dan dikonsumsi
setiap hari secara
teratur. Pisang
diketahui mampu
menetralkan asam di
dalam lambung
sehingga baik untuk
menyamankan perut.
Untuk penderita lever,
dianjutkan
mengkonsumsi dua
buah pisang ambon
yang telah dicampur
satu sendok madu asli.
Resep ini diketahui
mampu menambah
nafsu makan dan
menambah stamina
tubuh bagi penderita
lever.
Selain manfaat buah
pisang ambon yang
disebutkan di atas, buah
manis ini juga ternyata
ampuh mengobati
diabetes. Sebab gula
sederhana yang dikandung
pisang ambon cukup
mudah diserap tubuh. Bagi
mereka yang sedang
menjalani diet, pisang
ambon juga bisa menjadi
sumber karbohidrat harian
Anda. Sementara itu, bagi
Anda yang ingin
mendapatkan kulit yang
cantik, pisang ambon juga
terbukti mampu
mempercantik. Caranya,
lumatkan satu buah pisang
ambon dan tambahkan
madu atau minyak zaitun.
Setelah berbentuk pasta,
oleskan pada wajah Anda
seperti masker pada
umumnya.Manfaat pisang
ambon lainnya adalah
menambah libido bagi
wanita. Hanya saja, bagi
Anda yang masih lajang,
sebaiknya mengurangi
konsumsi jenis pisang yang
satu ini.

»»  Baca Selengkapnya.....

Rabu, 20 Februari 2013

Sosok tokoh Wisanggeni


Bambang Wisanggeni
adalah nama seorang
tokoh pewayangan
yang tidak terdapat
dalam wiracarita
Mahabharata, karena
merupakan tokoh asli
ciptaan pujangga Jawa.
Ia dikenal sebagai
putra Arjuna yang
lahir dari seorang
bidadari bernama
Batari Dresanala, putri
Batara Brama.
Wisanggeni
merupakan tokoh
istimewa dalam
pewayangan Jawa. Ia
dikenal pemberani,
tegas dalam bersikap,
serta memiliki
kesaktian luar biasa.
Kelahiran
Kisah kelahiran
Wisanggeni diawali
dengan kecemburuan
Dewasrani, putra
Batari Durga terhadap
Arjuna yang telah
menikahi Batari
Dresanala. Dewasrani
merengek kepada
ibunya supaya
memisahkan
perkawinan mereka.
Durga pun menghadap
kepada suaminya,
yaitu Batara Guru,
raja para dewa.
Atas desakan Durga,
Batara Guru pun
memerintahkan agar
Batara Brama
menceraikan Arjuna
dan Dresanala.
Keputusan ini
ditentang oleh Batara
Narada selaku
penasihat Batara
Guru. Ia pun
mengundurkan diri
dan memilih membela
Arjuna.
Brama yang telah
kembali ke
kahyangannya segera
menyuruh Arjuna
pulang ke alam dunia
dengan alasan
Dresanala hendak
dijadikan Batara Guru
sebagai penari di
kahyangan utama.
Arjuna pun menurut
tanpa curiga. Setelah
Arjuna pergi, Brama
pun menghajar
Dresanala untuk
mengeluarkan janin
yang dikandungnya
secara paksa.
Dresanala pun
melahirkan sebelum
waktunya. Durga dan
Dewasrani datang
menjemputnya,
sementara Brama
membuang cucunya
sendiri yang baru lahir
itu ke dalam kawah
Candradimuka, di
Gunung Jamurdipa.
Narada diam-diam
mengawasi semua
kejadian tersebut. Ia
pun membantu bayi
Dresanala tersebut
keluar dari kawah.
Secara ajaib, bayi itu
telah tumbuh menjadi
seorang pemuda.
Narada memberinya
nama Wisanggeni,
yang bermakna "racun
api". Hal ini
dikarenakan ia lahir
akibat kemarahan
Brama, sang dewa
penguasa api. Selain
itu, api kawah
Candradimuka
bukannya membunuh
justru menghidupkan
Wisanggeni.
Atas petunjuk Narada,
Wisanggeni pun
membuat kekacauan
di kahyangan. Tidak
ada seorang pun yang
mampu menangkap
dan menaklukkannya,
karena ia berada
dalam perlindungan
Sanghyang Wenang,
leluhur Batara Guru.
Batara Guru dan
Batara Brama
akhirnya bertobat dan
mengaku salah.
Narada akhirnya
bersedia kembali
bertugas di
kahyangan.
Wisanggeni kemudian
datang ke Kerajaan
Amarta meminta
kepada Arjuna supaya
diakui sebagai anak.
Semula Arjuna
menolak karena tidak
percaya begitu saja.
Terjadi perang tanding
di mana Wisanggeni
dapat mengalahkan
Arjuna dan para
Pandawa lainnya.
Setelah Wisanggeni
menceritakan kejadian
yang sebenarnya,
Arjuna pun berangkat
menuju Kerajaan
Tunggulmalaya,
tempat tinggal
Dewasrani. Melalui
pertempuran seru, ia
berhasil merebut
Dresanala kembali.
Sifat dan Kesaktian
Secara fisik,
Wisanggeni
digambarkan sebagai
pemuda yang terkesan
angkuh. Namun
hatinya baik dan suka
menolong. Ia tidak
tinggal di dunia
bersama para
Pandawa, melainkan
berada di kahyangan
Sanghyang Wenang,
leluhur para dewa.
Dalam hal berbicara,
Wisanggeni tidak
pernah menggunakan
basa krama (bahasa
Jawa halus) kepada
siapa pun, kecuali
kepada Sanghyang
Wenang.
Kesaktian Wisanggeni
dikisahkan melebihi
putra-putra Pandawa
lainnya, misalnya
Antareja, Gatutkaca,
ataupun Abimanyu.
Sepupunya yang
setara kesaktiannya
hanya Antasena saja.
Namun bedanya,
Antasena bersifat
polos dan lugu,
sedangkan Wisanggeni
cerdik dan penuh akal.
Kematian
Menjelang meletusnya
perang Baratayuda,
Wisanggeni dan
Antasena naik ke
Kahyangan Alang-
alang Kumitir
meminta restu kepada
Sanghyang Wenang
sebelum mereka
bergabung di pihak
Pandawa. Akan tetapi,
Sanghyang Wenang
telah meramalkan,
pihak Pandawa justru
akan mengalami
kekalahan apabila
Wisanggeni dan
Antasena ikut
bertempur.
Setelah melalui
beberapa
pertimbangan,
akhirnya Wisanggeni
dan Antasena
memutuskan untuk
tidak kembali ke
perkemahan Pandawa.
Keduanya rela
menjadi tumbal demi
kemenangan para
Pandawa. Mereka pun
mengheningkan cipta.
Beberapa waktu
kemudian keduanya
pun mencapai moksa,
musnah bersama jasad
mereka.

Sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Wisanggeni

»»  Baca Selengkapnya.....

Belajar dari Punokawan


Dalam dunia pewayangan
istilah sedulur papat lima
pancer merupakan simbolisasi
ksatria dan empat abdinya.
Sedulur papat adalah
punokawan, lima pancer
adalah ksatriya.
Dalam hal ini, yang
dinamakan punokawan yakni
Semar sebagai pamomong
keturunan Saptaarga ditemani
oleh tiga anaknya, yaitu;
Gareng, Petruk dan Bagong
sebagai pengiring para ksatria
Pandawa. Kehadiran mereka
seringkali hanya dianggap
sebagai tambahan yang
kurang diperhitungkan dan
untuk menghadirkan lelucon
saja, padahal kerap
menentukan arah perubahan.
ke lima tokoh ini menduduki
posisi penting dalam kisah
pewayangan. Kisah Mereka
diawali mulai dari sebuah
pertapaan Saptaarga atau
pertapaan lainnya. Setelah
mendapat berbagai macam
ilmu dan nasihat-nasihat dari
Sang Begawan, mereka turun
gunung untuk mengamalkan
ilmu yang telah diperoleh,
dengan melakukan tapa
ngrame. Dalam
perjalanannya, Punokawan
harus menemani perjalanan
sang Ksatria dalam memasuki
“hutan”, memasuki sebuah
medan medan kehidupan yang
belum pernah dikenal, gelap,
penuh semak belukar, banyak
binatang buas, makhluk jahat
yang siap menghadangnya,
bahkan jika lengah dapat
mengancam jiwanya, sehingga
berhasil keluar “hutan”
dengan selamat, sampai sang
Ksatria dapat menyingkirkan
segala penghalang dan
berhasil menyelesaikan tugas
hidupnya dengan selamat.
Semar merupakan gambaran
penyelenggaraan Illahi yang
ikut berproses dalam
kehidupan manusia. Untuk
lebih memperjelas peranan
Semar, maka tokoh Semar
dilengkapi dengan tiga tokoh
lainnya. Ke empat punokawan
tersebut merupakan simbol
dari cipta, rasa, karsa dan
karya.
Semar mempunyai ciri
menonjol yaitu kuncung putih.
Kuncung putih di kepala
sebagai simbol dari pikiran,
gagasan yang jernih atau
cipta.
Gareng mempunyai ciri yang
menonjol yaitu bermata kero,
bertangan cekot dan berkaki
pincang. Ke tiga cacat fisik
tersebut menyimbolkan rasa.
Mata kero, adalah rasa
kewaspadaan, tangan cekot
adalah rasa ketelitian dan
kaki pincang adalah rasa
kehati-hatian.
Petruk adalah simbol dari
kehendak, keinginan, karsa
yang digambarkan dalam
kedua tangannya. Jika
digerakkan, kedua tangan
tersebut bagaikan kedua
orang yang bekerjasama
dengan baik. Tangan depan
menunjuk, memilih apa yang
dikehendaki, tangan belakang
menggenggam erat-erat apa
yang telah dipilih.
Bagong dengan dua tangan
yang kelima jarinya terbuka
lebar, artinya selalu bersedia
bekerja keras.
Cipta, rasa, karsa dan karya
merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
Cipta, rasa, karsa dan karya
berada dalam satu wilayah
yang bernama pribadi atau jati
diri manusia, disimbolkan
tokoh Ksatria. Gambaran
manusia ideal adalah
merupakan gambaran pribadi
manusia yang utuh, dimana
cipta, rasa, karsa dan karya
dapat menempati fungsinya
masing-masing dengan
harmonis, untuk kemudian
berjalan seiring menuju cita-
cita yang luhur. Dengan
demikian menjadi jelas bahwa
antara Ksatria dan punokawan
mempunyai hubungan
signifikan. Tokoh ksatria akan
berhasil dalam hidupnya dan
mencapai cita-cita ideal jika
didasari sebuah pikiran jernih
(cipta), hati tulus (rasa),
kehendak, tekad bulat (karsa)
dan mau bekerja keras
(karya).
Simbolisasi ksatria dan empat
abdinya, serupa dengan
‘ngelmu’ sedulur papat lima
pancer. Sedulur papat adalah
punokawan, lima pancer
adalah ksatriya. Posisi pancer
berada ditengah, diapit oleh
dua saudara tua (kakang
mbarep, kakang kawah) dan
dua saudara muda (adi ari-ari
dan adi wuragil). Ngelmu
sedulur papat lima pancer
lahir dari konsep penyadaran
akan awal mula manusia
diciptakan dan tujuan akhir
hidup manusia (Sangkan
Paraning Dumadi).
Awal mula manusia diciptakan
diawali dari saat-saat
menjelang kelahiran. Sebelum
sang bayi (bayi, dalam
konteks ini adalah pancer)
lahir dari rahim ibu, yang
muncul pertama kali adalah
rasa cemas si ibu. Rasa cemas
itu dinamakan Kakang
mbarep. Kemudian pada saat
menjelang bayi itu lahir,
keluarlah cairan bening atau
banyu kawah sebagai pelicin,
untuk melindungi si bayi, agar
proses kelahiran lancar dan
kulit bayi yang lembut tidak
lecet atau terluka. Banyu
kawah itu disebut Kakang
kawah. Setelah bayi lahir akan
disusul dengan keluarnya ari-
ari dan darah. Ari-ari disebut
Adi ari-ari dan darah disebut
Adi wuragil.
Ngelmu sedulur papat lima
pancer memberi tekanan
bahwa, manusia dilahirkan ke
dunia ini tidak sendirian. Ada
empat saudara yang
mendampingi. Pancer adalah
suksma sejati dan sedulur
papat adalah raga sejati.
Bersatunya suksma sejati dan
raga sejati melahirkan sebuah
kehidupan.
Hubungan antara pancer dan
sedulur papat dalam
kehidupan, digambarkan
dengan seorang sais
mengendalikan sebuah
kereta, ditarik oleh empat
ekor kuda, yang berwarna
merah, hitam, kuning dan
putih. Sais kereta
melambangkan kebebasan
untuk memutuskan dan
berbuat sesuatu. Kuda merah
melambangkan energi,
semangat, kuda hitam
melambangkan kebutuhan
biologis, kuda kuning
melambangkan kebutuhan
rohani dan kuda putih
melambangkan keheningan,
kesucian. Sebagai sais,
tentunya tidak mudah
mengendalikan empat kuda
yang saling berbeda sifat dan
kebutuhannya. Jika sang sais
mampu mengendalikan dan
bekerjasama dengan ke
empat ekor kudanya dengan
baik dan seimbang, maka
kereta akan berjalan lancar
sampai ke tujuan akhir “Sang
Sangkan Paraning Dumadi''
Sumber: http://denbagustomy.wordpress.com/2007/06/30/belajar-dari-punokawan/

»»  Baca Selengkapnya.....

Selasa, 19 Februari 2013

Buah kepel sebagai deodorant alami


KEPEL , begitulah sebutan
untuk buah yang bernama
latin Stelechocarpus
burahol ini.
Nama itu diberikan karena
ukuran buahnya yang
berwarna coklat dan
berbntuk bundar itu hanya
sekepalan tangan orsang
dewasa. Selain Kepel,
buah ini juga di kenal
dengan nama Burahol.
Buah Kepel ini cukup
menarik. Tidak seperti
lazimnya buah yang
menempel pada dahan
dan ranting, buah kepel
justru meruyak di
sekeliling batang utama
pohon yang mencapai
diameter 40 cm.
Kepel termasuk tanaman
langka di Indonesia. Saya
merasa beruntung bisa
menjumpai buah kepel
ketika berkunjung ke
Museum Sasana Wiratama
Pangeran Diponegoro -
Jogjakarta.
Pohon ini dulunya dikenal
sebagai tanaman kaum
bangsawan saja karena
hanya orang-orang dari
keraton dan kaum ningrat
saja yang boleh
menanamnya.
Buahnya berguna untuk
memelihara kecantikan
puteri keraton Mataram.
Hanya dengan memakan
buah itu yang sudah
masak, para putri ini
sudah bisa berbau bunga
violces. Keringatnya
wangi, dan napasnya
harum. Laksana
menggunakan deodoran
alami.
Buahnya yang matang
dengan terdapat biji
berwarna hitam di
dalamnya bisa dimakan
dalam keadaan segar.
Dagingnya yang berwarna
jingga dan memberikan
aroma seperti bunga
mawar bercampur buah
sawo. Karena bau
harumnya yang kuat itu
masih bisa terasa
aromanya pada sistem
ekskresi tubuh seperti
pada air seni, keringat,
dan napas.

»»  Baca Selengkapnya.....

Minggu, 17 Februari 2013

Kesenian Tiban Tulungagung


Kesenian tradisional Tiban sudah mendarah daging masyarakat Wajak Lor Kecamatan Boyolangu Kobupaten Tulungagung. Suntu permainan adu kekuatan daya tahan tubuh dengan menggunakan Cambuk sebagai senjatanya. Berdasarkan sejarah budirinya daerah Wajak, istilah Tiban rnuilcul pada zaman pemerintahan Tumenggung Surontani II. Hal ini dimaksudkan untuk mencari bibit-bibit prajurit yang tnngguh dan gagah perkasa yang nantinya akan dipersiapkan untuk menghadapi Kerajaan Mataram.Menurut tokoh masyarakat Waiak Lor Sayuti. Kisah itu berawal para era Tumenggung Surontani II. Dewi Roro Pilang anak kandung Tumenggung Surontani II dihamili oleh Gusti Ponembahan Senopati Mataram, pada waktu penobatan Tumenggung Suwantri II. Mendengar peristiwa tersebut Tumenggung Surontani II menjadi murka, ia memerintahkan Senopatinya untuk meminta mempertanggung jawabkan dari Gusti Penembahan Senopati di Mataram. Sambil menanti kabar dari Senopatinya, Tumenggung Surontani II mengadakan pertunjukan adu kekuatan yang sekaligus sebagai hiburan rakyat. Pertunjukan tersebut dinamakan "Tiban". Sebenarnya semua itu merupakan taktik Tumenggung Surontani II untuk mencari bibit prajurit yang dipersiapkan untuk menghadapi serangan. Senopati murka atas pengiriman Patih Tumenggung Surontani II untuk meminta pertanggung jawaban dan beliau mengirimkan pasukannya untuk menyerang KetemenggunganWajak.
Sayuti, mantan Purn.TNI Yonif 511 yang juga sebagai landang Tiban (wasit) menjelaskan dati kisah itulah masyarakat wajak, menjadikan Tiban sebagai tradisi di daerah wajak. Bahkan sampai saat ini tradisi tersebut masih mendarah daging dalam tubuh masyarakat Wajak. Namun demikian pada perkembangannya, Tiban mempunyai tujuan yang berbeda dari tujuan pada waktu pertama kali diadakan Tiban. Sayuti yang juga mantan Karateka atau pendekar Wajak menceritakan pada jaman pada penjaiahan Belanda, Tiban masih terus dilaksanakan lebih-lebih ketika mendapat dukungan dari pemerintah Belanda. Ada beberapa sebab Tiban yang dilaksanakan di daerah wajak selalu mendapat dukungan pemerintah Belanda. Pertama, Tiban dalam pelaksanaanya penuh dengan peristiwa persabungan yang dijadikan alat adu domba oleh pemerintah Belonda. Kedua, sejak kedatangannya di Desa Wajak, dengan diadakannya pertunjukan Tiban, dalam benak, pemerintanan Belanda, tersimpan suatu rasa kagum terhadap kekuatan orang-orong di Pulau Jawa. Mereka berkeyakinan bahwa orang-orong Jawa itu hebat. Sampai sekarang Tiban masih tetap membudaya dalam masyarakat daerah Wajak. Namun telah mengalami perubahan dalam hal tujuan diadakannya pertunjukan tersebut. Tujuan Tiban semula yakin untuk mencari prajurit-praiurit yang tangguh, sudah dianggap tidak lagi berfungsi atau berguna bagi masyarakat Wajak yang ada di negara Indonesia yang sudah merdeka. Sehingga masyarakat sebagai pendukung dari kebudayaan akan mengadakan refisi / perubahan terhadap tujuan dari kesenian Tiban tersebut. Dari proses itulah saat ini Tiban telah mempunyai tujuan baru yang telah disetujui oleh masyarakat Wajak. Yaitu Tiban dijadikan alat untuk meminta hujan. Pada waktu meminta terjadi kemarau panjang. Dengan demikian di Desa wajak sendiri telah terjadi perubahan kebudayaan yang mengasilkan kebudayaan yang dianggap berfungsi atau berguna sehingga dapat dijadikan pedoman hidup bermasyarakat. Pelaksanaan Tiban dilaksanakan pada musim kemarau. Tak heran demi hujan berbagai upaya dilakukan, baik oleh kalangan intelektual atau kaum supranaturalis dan masyarakat awam. Kerinduan masyarakat dengan adanya hujan tersebut dibeli dengan darah, yang dilakukan melalui pertunjukan Tiban. Lewat peristiwa Sakral yang penuh persabungan kanuragan dan adu kesaktian itu, mereka berusaha mendatangkan hujan. Tradisi demikian berkembang sampai ke pelosok daerah Kabupaten Blitar, Trenggolek, Kediri dan Ponorogo. Sayuti menjelaskan setiap kegiatan memerlukan persiapan yang matang, tak terkecuali Tiban, yang metupakan kegiatan yang harus dibeli dengan darah. Terlebih dahulu, sebelum "H"nya diadakan persiapan yang benar-benar matang pada diri jagoan-jogoan Tiban yang menginginkan terjun di dalam kalangan dan bergantung dengan jagaan Tiban lainnya. Masyarakat Wajak mempunyai cara tersendiri dalam mempersiapkan diri sebagai jagoan Tiban yang handal. Persiapan khusus yang dilakukan oleh Jagoan Tiban antara lain pada malam hari sebelum hari pelaksanaan Tiban mereka tidur di dekat makam para pendiri daerah Wajak, khususnya di dekat kuburan Tumenggung Surontani II selaku pelaksana Tiban awal mulanya daerah Wajak. Dalam sejarah lain menyebutkan bahwa sebelum dilaksanakannya Tiban, kegiatan ini dibuka dengan upacara "Ngedus Kucing". Dalam upacara ini kucing disiram dengan air kembang spiritual lebih dulu membaca mantra-mantra. Sementara cerita rakyat Tulungagung tentang asal usul ngedus kucing ini antara lain merebutkan. Konon bermula dari musim kemarau yang amat panjang yang menimpa daerah itu. Dalam situasi yang memprihatinkan itu seorong janda yang tidak diketahui sebelumnya tiba-tiba melihat seekor kucing yang amat kotor bulunya berniat ingin membersihkan bulu kucing itu. Secara kebetulan mbok rondo (sebut saja demikian) melihat sebuah mata air yang tidak mancur. Bak gayung bersambut, kucing tersebut langsung saia dimandikan. Tidak berselang lama keanehan terjadi. Secara tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Dengan pesta masyarakat menyambut kehadiran hujan yang telah mengakhiri kemarau panjang itu dengan Tiban. Lama-lama acara ngeduskucing itu menjadi kegiatan awal dalam Tiban, mereka mengharap keadaan turunnya hujan itu, terjadi pula dalam akhir Tiban. Pelaksanaan Tiban dapat diikuti oleh siapa saja dan membutuhkan keberanian yang tinggi pada umumnya pelaksanaan Tiban lebih mendominasi oleh para keturunan pelaksanaan Tiban yang dahulu, tetapi tidak jarang pelaksonaan/ jagoan Tiban muncul dari kalangan mayarakat umum dan tentunya mereka mempunyai keberanian dan kesaktian yang dapat diandalkan. Dalam pelaksanaan Tiban penuh dengan peristiwa bersabungan itu berlangsung satu lawan satu. Masing-masing jagoan bersenjatakan ujung cambuk khas Tiban yang terbuat dari lidi daun aren. Sedang peristiwa pencambukan berlangsung secara bergiliran artinya bila seorang pemain mendapat giliran, mencambuk lawannya hanya boleh menadah (mengelak atau menangkis dengan ujungnya). Soyuti yang selalu sebagai ladang Tiban menambahkan dalam aturan main, masing-masing jagoan Tiban diharuskan bertelanjang dada dan yang boleh dicambuk hanya bagian badan saja. Bila terjadi pelanggaran dalam pertarungan, maka landang yang memberi keputusan. Bagi seorong jagoan Tiban yang militan, meskipun tubuhnya telah penuh dengan luka akibatnya sabetan cambuk lawan, pantang mundur dari acuan sebelum benar-benar tidak berdaya. Para pemain Tiban yong demikian seringkali disanjung-sanjung sebagai jagaan Tiban yang mengakibatkan para pemain Tiban tersebut akan lebih bangga dan muncul rasa tidak kenal takut pada dirinya. Poda tanggal 17 Desember 2006 di lapangan Desa Wajak Lot Boyolangu masyarakat tumplek blek melihat dari dekat pelaksanaan Tiban. Para jagoan Tiban datang dari berbagoi daerah. Diantaranya Tulungagung, Blitar, Kediri, Trenggaiek, dan Ponorogo. Usai pelaksanaan Tiban Sayuti ketika ditemui. Wartawan Mataram Timur berjanji siap apabila ada yang mengundang untuk menggelar Tiban. "Saya selalu siap apabila ada yang mengundang kesenian Tiban di mana saja. Bahkan saya akan usahakan untuk membawa para jogoan Tibon yang sudah militan" Jelasnya. Sementara kalangan Muslim, upaya mendatangkan hujan pada musim kemarau panjang biasanya ditempuh dengan sholat istisqo'. Ada 3 cara minta hujan secara Islami. Cara pertama dengon berdo'a sendiri-sendiri maupun berjamaah. Cara kedua berdo'a setelah melaksanakan sholat fardhu atau sholat sunat rowatib serta di dalam sholat Jum'at adapun cara ketiga adalah sholat istisqo'.

»»  Baca Selengkapnya.....

Pantai Popoh Tulungagung


Pantai Popoh, adalah salah satu obyek wisata pantai yang terletak di Tulungagung, tepatnya di pesisir Samudra Hindia, 30 Km sebelah selatan kota Tulungagung. Pantai yang langsung berhadapan langsung dengan laut Bebas Samudera Hindia ini memang banyak menawarkan keeksotikan keindahan panorama pantai, baik wisata bahari maupun keindahan deburan ombaknya. Pantai Popoh merupakan salah satu obyek wisata andalan daerah Tulungagung, berbagai acara selalu diadakan di kawasan wisata ini baik itu musik ataupun acara-acara lain. Hampir setiap hari libur dan hari besar kawasan wisata ini selalu dipadati pengunjung, baik yang berasal dari sekitar Tulungagung maupun luar Tulungagung bahkan tidak sedikit yang berasal dari luar negeri. Pantai Popoh berbentuk teluk dan berada di ujung timur pegunungan Kidul. Air yang cukup tenang, angin laut yang tidak begitu kuat, dan keindahan gunung disekitar teluk telah menjadi daya tarik utama pantai ini.
Sumber: http://www.eastjava.com/tourism/tulungagung/ina/popoh.html

»»  Baca Selengkapnya.....

Makna filosofi Semar


Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya Bebadra = Membangun sarana dari dasar Naya = Nayaka = Utusan mangrasul Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia Javanologi : Semar = Haseming samar-samar Harafiah : Sang Penuntun Makna Kehidupan Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tunggal". Sedang tangan kirinya bermakna "berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik". Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar "kuncung" (jarwadasa/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan. Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar barjalan menghadap keatas maknanya : "dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat". Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono : menegakan keadilan dan kebenaran di bumi. Ciri sosok semar adalah - Semar berkuncung seperti kanak kanak,namun juga berwajah sangat tua - Semar tertawannya selalu diakhiri nada tangisan - Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa - Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok - Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu, Budha dan Islam di tanah Jawa. Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang KeEsa-an, yaitu: Suatu lambang dari pengejawantahan expresi, persepsi dan pengertian tentang Illahi yang menunjukkan pada konsepsi spiritual. Pengertian ini tidak lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman prasejarah adalah Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa. Dari tokoh Semar wayang ini akan dapat dikupas ,dimengerti dan dihayati sampai dimana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa . Semar (pralambang ngelmu gaib) - kasampurnaning pati. Gambar kaligrafi jawa tersebut bermakna : Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardika artinya "merdekanya jiwa dan sukma", maksudnya dalam keadaan tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian, agar dalam menuju kematian sempurna tak ternodai oleh dosa. Manusia jawa yang sejati dalam membersihkan jiwa (ora kebanda ing kadonyan, ora samar marang bisane sirna durka murkamu) artinya : "dalam menguji budi pekerti secara sungguh-sungguh akan dapat mengendalikan dan mengarahkan hawa nafsu menjadi suatu kekuatan menuju kesempurnaan hidup".
Sumber:http://http://www.indospiritual.com/artikel_makna-filosofi-semar.html

»»  Baca Selengkapnya.....

Waduk Wonorejo Tulungagung


Waduk Wonorejo Waduk Wonorejo adalah waduk terbesar di Asia Tenggara dengan debit 15.000 m3 per detik. Selain berfungsi sebagai PLTA dan sebagai irigasi, Waduk Wonorejo juga diperkenalkan sebagai obyek "journey" yang menyuguhkan kenyamanan dan ketersediaan fasilitas rekreasi. Dalam konsepnya Waduk Wonorejo dimaksudkan untuk penyuplai air bersih baik untuk kawasan Tulungagung maupun sekitarnya, sebagai sarana irigasi di daerah Pagerwojo dan sekitarnya, dan sarana penggerak turbin untuk menghasilkan energi listrik. Selain itu, konsep lain yang ditawarkan adalah sebagai obyek wisata dengan memberikan fasilitas berupa jet ski, wisata dengan perahu kano, bumi perkemahan dan lintas alam, sarana penerbangan domestik setingkat heli, pemancingan air tawar, serta ada juga sirkuit berkualitas standar untuk event Motocross atau Offroad. Dengan jarak tempuh ±15 km dari pusat kota, ditunjang dengan akses dan sarana jalan yang berkualitas menjadikan Waduk Wonorejo menjadi area yang mudah ditempuh. Tersedia juga resort dan villa berkualitas nasional untuk disinggahi para pengunjung. Di samping itu juga standart kebersihan yang tinggi dapat dirasakan di sini. Waduk Wonorejo menjadai daerah yang sangat nyaman walau berada di daerah tropis karena bentang alam perbukitan yang berhawa sejuk dan dengan tingkat kemiringan lereng dan lembah yang tidak curam. Penampakan hutan baik alami maupun buatan dapat dijumpai di sini. Dengan konsep pengecoran total sebuah bukit, menjadikan Waduk Wonorejo memiliki nilai artistik bagi para pengunjung. Event-event banyak sekali dijumpai disini baik itu dalam skala daerah maupun nasional. Contoh acara rutin yang selalu diselenggarakan adalah lomba layang-layang tingkat nasional, Kejurnas Motocross dan 4WD OFFROAD, lomba panahan, dl Misi lain yang diemban oleh Waduk Wonorejo adalah mencoba mengembangkan konsep wisata pegunungan yang ada di Tulungagung, sehingga potensi wisata tidak hanya sub sektor pantai ataupun agrobisnis, tetapi fasilitas umum yang begitu penting bagi masyarakat dapat juga dikembangkan menjadi obyek wisata. Sehingga ke depan nantinya Tulungagung akan dikenal bukan hanya sebagai Kota Marmer, tetapi juga kota yang menyuguhkan berbagai kemudahan fasilitas rekreasi.

sumber:http://www.tulungagung.go.id/index.php/obyek-wisata/403-waduk-wonorejo

»»  Baca Selengkapnya.....